KD. 3.3 Memahami sistem
produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda dan material daerah
sekitar berdasarkan daya dukung yang
dimiliki oleh daerah setempat
KERAJINAN TEKSTIL
A.
PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang
dibuat atau memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil
adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain
sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.
Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan
berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil
dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi
(pakaian / produk kerajinan dll) 2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat
sintetis, serat campuran 3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna,
bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda,
kempa. benang tunggal, benang gintir.
B.
KONSEP DASAR KERAJINAN TEKSTIL
A.Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut
sebagai karya seni, sebab perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
a.Unity (kesatuan)
suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis,
harus merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara
baik dan sempurna.
b.Complexity (kerumitan)
suatu benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya
tidaklah sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan
kerumitan tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling
menyeimbangkan
c.Intensity (kesungguhan)
suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis
bukanlah suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol
dalam penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau
duka, suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C. DESAIN
KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil yang akan
diwujudkan menjadi karya seni akan terwujud secara maksimal apabila melalui
tahap pembuatan produk kerajinan tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam
mewujudkan suatu karya seni, dan desain merupakan rancangan yang akan
memudahkan dalam pencapaian tujuan atau penciptaan karya seni. Dengan demikian
desain dapat diartikan sebagai suatu rancangan gambar yang nantinya
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk,
warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada berbagai benda yang ada di
lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk
kerajinan tekstil yang baik memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya
terdapat kesatuan antara bahan yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda
yang dibuat, kerumitan dalam pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang,
berlawanan, atau saling bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda
tersebut.
Suatu desain yang baik akan
memperlihatkan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga
menghasilkan suatu benda yang indah dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini
terdapat dua macam desain, yaitu structural design (desain struktur) dan
decorative design (desain hiasan)
a.
Structural
Design (desain struktur)
Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna,
dan tekstur dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran
dari suatu benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan
dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b.
Decorative
Design (garnitur)
Decorative Design (garnitur)
adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan
efek visual memperindah penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur
dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Pembuatan produk kerajinan tekstil
dilakukan dengan cara menentukan jenis benda apa yang akan dibuat (benda hias
atau benda pakai), membuat desain produk, membuat desain hiasan pada produk,
menyiapkan bahan dan alat serta langkah kerja pembuatan produk kerajinan
tekstil
1. KERAJINAN BATIK
Pengertian Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan
berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan menggunakan alat
canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas
selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup celup. Karya seni
batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas
kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih
berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat canting tetapi sudah
menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka karya
seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni Batik Tulis Menggunakan alat tradisional
berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b.Karya seni Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan
teknik yang lebih beban dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan
sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya
b. Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat
dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan. Pola batik gambar-gambar
yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias. Untuk karya seni
batik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan
secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau
simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan
pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan
pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia,
alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu
atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan
bentuk yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
2. KERAJINAN SULAM
Pengertian Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah
hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
§ Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
§ Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang,
misalnya untuk taplak meja dan pinggiran kebaya
§ Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di
permukaan kain sesuai lekuk gambar. Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau
sulam benang.
Dalam sulam benang, benang dijahit
di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini
dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan Jepang. Sulam hitung
jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman
dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis
sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3. KERAJINAN JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca Perca adalah sisa-sisa guntingan kain
yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit
perca/tambal seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan
tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan
dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara
pembuatannya adalah:
Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit
dengan menggabungkan guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran
potongannya tidak sama, kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit sesuai
dengan desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca teknik acak.
Cara jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu, dan
selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
Cara tumpang tindih (overlapping)
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara
meletakkan pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit
bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya dengan cara dijahit
dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
Cara jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk
memberi kesan keindahan. Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik
jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada
teknik acak, teknik template, teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan
bentuk polapola geometris (segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk
lainnya) yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai dengan desain.
4. KERAJINAN JAHIT TINDAS
1. Pengertian Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias
permukaan kain dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau
pengisi kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai dengan rencana.
Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara
mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian
atas kain sesuai dengan desain.
2. Jenis jahit
tindas:
1. Jahit tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan
teknik menjahit dengan cara mengisi atau melapisi diantara dua kain dengan
bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit sesuai pola
(gambar).
2. Jahit tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting)
merupakan teknik menjahit tindas datar tetapi pada bagian tertentu ditambahkan
isian susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan kesan yang lebih menonjol.
3. Jahit tindas pengisi tali (corded quilting)
Pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya
menggunakan tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan. 4. Jahit
tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas pengisi lembaran,
susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada permukaan kain. 3. Bahan
pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas
5. KERAJINAN CETAK SARING
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan
dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif
desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan
disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian
disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar
digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta
diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon
dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya. Keunggulan dari teknik
sablon adalah : bisa mencetak dengan jumlah yang banyak, hasil relatif
stabil, bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in
the dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb. biaya cetak cukup terjangkau,
fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan dengan cara sablon di jaman serba Digital
sekalipun akan terus diperlukan. Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan
untuk pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan dilakukan oleh Mesin
Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja otomatis juga telah
banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara manual
tentunya masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan
Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media
plastik dan sebagainya. Pada artikel ini kita akan mengulas hal-hal penting dan
mendasar tentang cara dan teknik pencetakan sablon yang dilakukan secara
manual salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan
kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra. Tahapan
dan cara kerjanya adalah sebagai berikut : Permukaan Screen Sablon di poleskan
cairan kental kusus/ emulsion. Cairan ini apabila telah dioleskan dan
dikeringkan pada permukaan screen tidak boleh terkena sinar matahari
(dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan yang gelap /Pada ruangan tanpa kena
cahaya langsung ultra violet). Tujuannya adalah jika terkena cahaya saat sudah
kering maka polesan tersebut tidak akan dapat larut dengan air dengan baik.
Setelah kering.. permukaan tersebut di tempel/ditutup dengan Film dari hasil
Print BW(Black/White) pada media plastik/film transparent atau pada umumnya
dapat menggunakan kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses “Penyinaran” terhadap Sinar
matahari atau dibawah sinar yang mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini
ditentukan dengan “Hitungan”
untuk mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan oleh Keras
tidaknya cahaya yang menerpa permukaan screen sablon tersebut. Film Kemudian
dilepas dari permukaan screen. Film yang telah diprint tersebut akan
“Menampakan” duplikasi dari apa yang telah kita print pada
layar.
Tahan selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan Screen
dengan air. Cara penyiramanpun harus berhati-hati sekali. Kenapa ???
Karena hasil print yang tampak pada screen jika terkena air akan
terlarut, ini disebabkan oleh karena Film yang dicetak
“Hitam” dan permukaan layar yang dit
utup Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar).
Begitu juga sebaliknya. Disinilah perlu kehati-hatian dalam proses
penyiraman yang sering disertai dengan alat bantu “Semprot air mini”
dengan tujuan agar air bisa lebih keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil
print yang tercetak. Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses
diatas. Dan dilanjutkan pada proses Cetak dengan pemberian Tinta kusus
Sablon. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan
kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu
layar digunakan untuk satu warna.Sementara bahan yang dicetak berada dibawah
screen dablon dan dilakukan penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses
cetak sablon adalah Tiap warna dalam sekali cetak.
6. KERAJINAN TENUN
Pengertian Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap
suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan
turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun
tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri
khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan
bangga mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah tertentu,
corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba
Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon
tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan
corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif. Bagi daerah-daerah lain corak
motif bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif
binatang hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil
tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak
fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi
tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada
pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas
kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara
kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan
keseimbangan sosial yang terganggu.
6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena
menurut corak/ desain tertentu akan
melindungi mereka
dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang
(natoni) Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta
milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat
oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya
berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang
cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang
terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias
tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut
adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai
busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan
adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang
merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode,
juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam perkembangannya,
kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa
Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan
menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan
keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari proses produksi atau
cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan
motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di
Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang
diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif
maka benang yang diikat adalah benang Lungsi
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara)
"tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam
hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis
atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan
tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat
dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga)
jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan
pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati
dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu
memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya
dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih,
kuning langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin
tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai
keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan
sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna
yang dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat
warna reaktif. Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap
mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi
adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk
mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga
jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai
berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua
Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan sebagian
Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor
Tengah Selatan, Belu dan yang paling banyak adalah di Kabupaten Timor Tengah
Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/
Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores
Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
7. KERAJINAN TAPES TRI
apestry adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun
tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun vertikal. Namun, juga
dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri dari dua arah benang
yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut
“warp” / benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut
“weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin
berbahan alami seperti benang linen atau benang katun. Benang pakan yang
dipakai berupa benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang
sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif media lain. Tapestry telah
diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di
gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di
Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama produksi berasal
dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan
Belanda. Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil
kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an,
tapestry yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan
teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan
Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8. KERAJINAN MAKRAME
Makrame adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan
menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan
membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk
aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat makrame, ada beberapa teknik yang
digunakan antara lain teknik pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya
kerajinan makrame memiliki kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang
berbeda-beda. Fungsi karya kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut.
Kekuatan dari karya kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang
digunakan. Apabila bahan dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus.
Keindahan karya kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat,
corak, hiasan atau aksesoris dari benda tersebut.
Bahan
Lunak dalam Kerajinan Tangan
Memasuki kelas XI materi pembahasan untuk Prakarya dan
Kewirausahaan (PKWU) bidang Kerajinan adalah Produk Karya Kerajinan dari Bahan
Lunak. Oleh karena itu tak ada salahnya jika saya mencoba menyusun serta
berbagi materi tersebut disini.
Pengertian
Bahan Lunak
Bahan adalah material yang memiliki
sifat tertentu yang dapat mempengaruhi hasil karya yang dibuat dari material
tersebut. Terdapat tiga kategori bahan, yaitu:
- Bahan lunak, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik empuk/lunak sehingga sangat mudah dibentuk. Contoh yang sering dpakai sebagai bahan dalam pembuatan produk kerajinan tangan adalah sabun batangan, lilin parafin, tanah liat, bubur kertas dan clay.
- Bahan sedang, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik tidak terlalu lunak namun juga tidak terlalu keras. Contoh yang sering dipakai sebagai bahan kerajinan tangan adalah kardus, kayu balsa, kayu waru, kayu randu dan kayu sengon.
- Bahan keras, yaitu bahan yang memiliki sifat fisik keras sehingga sukar dibentuk tanpa bantuan peralatan yang memadai. Contohnya adalah batu, kayu jati, padas dsb.
Jenis
Bahan Lunak dalam Kerajinan Tangan
Sabun
Batangan
Sabun adalah surfaktan yang dipakai dengan air untuk mencuci
dan membersihkan. Surfaktan artinya molekul yang memiliki gugus polar yang
suka-air (hidrofilik) dan gugus non-polar yang suka-minyak (lipofilik)
sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan
air. Umumnya sabun berupa padatan tercetak yang disebut batang, sehingga
disebut sebagai sabun batangan. Meskipun saat ini terdapat jenis sabun cair,
namun yang dipakai dalam kerajinan tangan adalah sabun batangan.
Parafin
Parafin merupakan salah satu bentuk
dari hasil olahan minyak bumi. Parafin menjadi bahan dasar dalam pembuatan
produk karya kerajinan lilin hias. Bahan ini berbentuk lempengan, namun ada
juga berupa pellet atau butiran. Parafin memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Titik-leburnya 56oC hingga 60oC
- Tidak berwarna
- Tidak beracun
- Dalam keadaan cair menyerupai air
Parafin mengalami penyusutan yang rendah, sehingga kurang
baik untuk pembuatan lilin cetak. Oleh karena itu diperlukan bahan tambahan
(additive) yaitu Sterin.
Tanah
Liat
Tanah liat dihasilkan oleh alam yang
berasal dari pelapukan kerak bumi. Tanah liat memiliki karakteristik:
- Sulit menyerap air sehingga lahan yang berupa tanah liat primer tidak cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian.
- Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
- Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
- Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 1.000oC.
Jenis tanah liat:
- Tanah liat primer,
dihasilkan dari pelapukan batuan karena tenaga endogen namun tidak
berpindah dari batuan induknya, sehingga sifatnya lebih murni daripada
tanah liat sekunder. Tanah liat jenis ini berwarna putih atau putih kusam.
Termasuk tanah liat jenis ini adalah kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa
dan dolomite.
Ciri-ciri tanah liat primer adalah: - warna putih sampai putih kusam
- cenderung berbutir kasar,
- tidak plastis,
- daya lebur tinggi,
- daya susut kecil
- bersifat tahan api
- Suhu matangnya antara 1.300oC hingga 1.400oC
- Tanah liat Sekunder, merupakan jenis tanah liat hasil pelapukan batuan
oleh tenaga eksogen sehingga mengalami perpindahan tempat atau terpisah
jauh dari batuan induknya, dan kemudian mengendap di suatu tempat.
Ciri-ciri tanah liat sekunder: - Kurang murni
- Cenderung berbutir halus
- Berwarna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning
- Lebih plastis daripada tanah liat primer
- Daya susut lebih besar daripada tanah liat primer
- Suh matangnya antara 900oC hingga 1.400oC
Clay
Sebenarnya istilah "clay"
berarti tanah liat, akan tetapi dalam dunia kerajinan istilah tersebut bisa
diartikan sebagai tanah liat buatan. Terdapat clay yang terbuat dari adonan
tepung, parafin, bubur kertas dan polymer. Terdapat beberapa macam clay, yaitu:
- Parafin Clay
Terbuat dari bahan parafin, bersifat lunak dan mudah dibentuk dan tidak akan mengeras.
- Plastisin Clay
Terbuat dari bahan plastisin yang lunak, namun tidak selunak parafin clay.
- Paper Clay
Merupakan jenis clay yang terbuat dari bubur kertas. Hasil akhirnya akan mengeras setelah diangin-anginkan. Sentuhan akhir adalah dengan cara dicat.
- Flour Clay
Jenis clay ini terbuat dari adonan tepung, lem, aroma dsb. Bisa berupa tepung tapioka, tepung terigu, tepung roti atau jenis tepung lainnya.
- Jumping Clay
Jumpling clay adalah jenis clay yang terbuat dari bahan non-toxic, sangat lembut dan ringan, yang mudah dibentuk karena bersifat fleksibel dan akan mengeras dalam 24 jam pada suhu ruangan.
- Air Dry Clay
Jenis clay ini memiliki sifat hampir sama dengan jumping clay, namun memiliki hasil akhir yang lebih padat. Pemrosesan akhirnya dengan cara diangin-anginkan.
- Polymer Clay
Merupakan jenis clay paling baik, relatif mahal harganya dan masih jarang dijual di Indonesia. Hasil akhir polymer clay adalah dengan cara dikeringkan dengan memakai oven.
Great post, sukses untukmu yaa !!
ReplyDeleteKontraktor Pameran
Jasa Pembuatan Booth Pameran
Kontraktor Booth Pameran
Jasa Pembuatan Booth